LAPORAN
PRAKTIKUM
SIFAT FISIK HASIL PERTANIAN
Acara
1
Bentuk dan Ukuran Bahan Hasil Pertanian
Nama
: Fitri Ulandari
Nim
: 1503035037
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGESAHAN ..................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
A. Pendahuluan ............................................................................................ 1
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 3
C. Tujuan Percobaan ..................................................................................... 6
D. Bahan dan Alat ........................................................................................ 7
E. Cara Kerja ................................................................................................ 8
F. Hasil Pengamatan ..................................................................................... 10
G. Pembahasan ............................................................................................. 13
H. Kesimpulan .............................................................................................. 15
I. Daftar Pustaka ........................................................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................................. 18
A. PENDAHULUAN
Bahan-
bhan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik di lahan maupun dalam proses penanganan pacsa panen. Kerusakan-kerusakan tersebut
dapat di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya fisiologi, mekanis, trimis,
biologis dan kimia. Untuk mencegah kerusakan-kerusakan tersebut, diperlukan
pengetahuan tentang karakteristik atau sifat teknis hasil pertanian yang
berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis.
Dalam
proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan ukuran suatu komoditi
merupakan parameter yang penting didalam penilaian. Pada umumnya bentuk dan
ukuran ini digunakan untuk menggambarkan objek secara visual. Dalam
penggolongan tingkat mutu biasanya ukuran dan bentuk merupakan faktor mutu
pertama kali dilihat.
Mempelajari
bentuk dan ukuran bahan pangan sangat penting dalam proses mensortasibuah dan
sayur. Aplikasi tentang bentuk dan ukuran suatu bahan hasil
pertanian
sangat dibutuhkan dalam proses pengolahan, penyimpanan dan pengemasan bahan
hasil pertanian, contohnya untuk merancang alat dan bangunan untuk penanganan
hasil pertanian dan sebgai standarisasi mutu. Bentuk dan ukuran juga dapat
memudahkan pengemasan semakin kecil bentuk dan ukuran suatu bahan hasil
pertanian maka akan memudahkan dalam proses penyimpanan dan pengemasan.
Bahan-bahan
hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, maka dari itu
diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil
pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk. Dalam dunia
industri penanganan hasil pertanian merupakan salah satu komponen penting dalam
proses pasca panen penanganan ini dapat dilakukan dengan teknik grading atau
sortase sehingga diperlukan pengetahuan tentang karakteristik bahan tersebut,
selain itu dalam penanganan hasil pertanian dibutuhkan juga beberapa alat dan
mesin yang bisa mempermudah proses penanganan. Mesin-mesin yang akan di buat
berdasarkan karakteristik dari bahan itu sendiri khususnya memperhatikan
karakteristik hasil pertanian dari sisi bentuk.
Konsumen
tertentu memiliki penerimaan tertentu mempertimbangkan karakteristik fisik.
Bentuk dan ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan konsumen. Untuk
mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang
karakteristik watak sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan
karakteristik fisik, mekanik dan termis. Oleh sebab itulah kami melakukan
praktikum mengenai karakteristik fisik bahan hasil pertanian untuk klasifikasi
standar bentuk dan ukuran produk hasil pertanian.
B.
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan
hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, maka dari itu
diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil
pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran. Oleh
karena itu, dibuatkan suatu standar yang telah disepakati bersama untuk
mempermudh penangan dan pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian yaitu
sudut curah, densitas/densitas kamba, kebundaran dan kebulatan.
Kebundaran
Kebundaran
adalah suatu ketajaman ukuran sudut-sudut dari suatu benda padat. Nilai
kebundaran suatu benda hadil pertanian mendekat 1, maka bentuk bahan tersebut
bundar. Ada beberpa metode untuk mengestimasinya kebundaran suatu benda
diantaranya :
Roundness
dimana :
Ap
: luas permukaan proyeksi terkecil yang membatasinya
Ac:
luas proyeksi terbesar dalam posisi bebas
R
: jari-kjari kelengkungan
V
: jumlah sudut yang ada
R
: jari-jari lingkaran dalam maksimum
Sudut
repos adalah sifat teknis dari suatu bahan berbentuk granular yang dituang
kedalam suatu permukaan horizontal makan akan berbentuk suatu gundukan
berbentuk kerucut. Sudut antara permukaan gundukan terhadap permukaan
horizontal inilah yang disebut dengan angle of reposea atau sudut repos
Bulk
density atau densitas kamda yaitu masa partikel yang menepati sutu unit volume
tertentu. Densitas kamda ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya
dan merypakan hasil pembagian dari berat granular dengan volume wadah.
Porositas merupakan bagian yang tidak ditempati oleh partikel atau bahan padatan.
Sifat
fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus
untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara
penangananya. Karakteristik sifat fisik hasil pertanian adlah bentuk, ukuran,
luas permukaan, warna penampakan, baerat, porositas, densita dan kadar air.
Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan
pengeringan, rancanfan dan pengecilan ukuran, masalah distribusi, penyimpanan
bahan seperti elekroistatitik, pantulan cahaya dalam evaluasi, warna dan dalam
pengembangan alat grading dan sortasi
Dalam
proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan ukuran suatu komoditi
merupakan parameter yang penting didalam penilaian. Bentuk dan ukuran merupakan
2 hal yang tidak dapat dipisahkan pada suatu obyek. Pada umumnya bentuk dan
ukuran ini digunakan untuk menggambarkan obyek secara fisual. Dalam
penggolongan tingkat mutu (grading) biasanya ukuran dan bentuk merupakan faktor
mutu yang pertama kali di lihat. Beberapa kriteria yang termasuk ukuran adalah
:
1. Bobot
Bobot
suatu bahan dapat diukur dengan berbagai jenis neraca sejak yang halus sampai
kasar, tergantung kepada tingkat ketelitian pengukuran yang di kehendaki.
Dimana bobot suatu bahan tersebut dapat di catat sebagai bobot total, bobot
rata-rata, dan bobot persatuan tertentu.
2. Volume
Pengukuran
volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan tesebut dalam suatu
wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah volume bahan itu
sendiri).
3. Panjang,
lebar, diameter
Panjang,
lebar dan diameter suatu bahan dapat di ukur dengan menggunakan berbagai alat
pengukur seperti penggaris, micrometer, dan vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan
dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi (perbandingan antara
kerapatan suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan kerapatan standar), nyata
(perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu tertentu dengan massa air pada
suhu yang sama) dan kerapatan mutlak (perbandingan antara bobot dengan volume
bahan).
5. Luas
bidang
Sebagian besar semua hasil pertanian
memiliki ukuran yang tidak beraturan. Pengukuran luas bidang dari bahan yang
tak beraturan di lakukan dengan dua cara yaitu : penimbangan dan simpon,s rule.
C. TUJUAN PERCOBAAN
C. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan
praktikum adalah untuk mengetahui sifat fisik hasil pertanian yaitu bentuk dan
ukuran, sudut curah, densitas, densitas kamba, kebundaran, kebulatan
D. ALAT DAN BAHAN
Alat
:
1. Pisau
2. Mistar
3. Timbangan
analitik
4. Gelas
ukur
5. Gelas
piala
Bahan
:
1. Tomat
2. Kacang
hijau
3. Kacang
kedelai
4. Kentang
E.
PELAKSANAAN PERCOBAAN
a.
Sudut curah
1. Kerucut
dibuat dari kertas dengan lubang bawah 0,5-1 cm
2. Biji-bijian
dimasukkan kedalam kerucut
3. Buka
lubang bagian bawah pada jarak 5 cm dari meja/lantai atau landasan lain
(pastikan meja/lantai dalam keadaan rata)
4. Diameter
curah yang terbentuk diukur (d)
5. Tinggi
curahan diukur (t)
6. Sudut
curah biji-bijian dikur dengan menggunakan rumus tangen :
Tan θ = t/r à,θ = arc tan θ
b.
Densita/densitas kamba
1. Bahan
pertanian ditimbang
2. Bahan
pertanian dimasukkan kedalam gelas ukur, kemudian dicatat volume nya
3. Densitas
dihitung dengan rumus:
ρ
= berat bahan pertanian (g) / volume bahan pertanian (cm3)
c.
Kebundaran (roundness)
1. Buah
dibelah melintang
2. Ukuran
diameter bundaran terbesar dan tekecil, kemudian dihitung luas lingkaran dari
masing-masing diameter yang sudah diukur.
3. Kebundaran
dihitung dengan rumus :
Kebundaran = Ap / Ac
Ap : luas bundaran terkecil yang dapat
meliputi seluruh proyeksi biji
Ac : luas proyeksi terbesar biji
d.
Kebualatn (sphericity)
1. Buah
dibelah dalam posisi melintang
2. Ukuran
diameter bundaran terpanjang (a), terkecil (b), dan jarak dari pusat ke
bundaran terdekat (c)
3. Kebulatan
dihitung dengan rumus :
Sphericity = = (abc) 1/3
F. HASIL PENGAMATAN
Bahan
kentang dan kacang hijau
a. Sudut
curah
Diket :
t = 3,5 cm
r
= 19 à
D = 9,5
Hasil sudut curah : tan θ = =
= 2,71
θ
arc tan θ = 2,71 = 69,75
b. Densitas
/ densitas kamba
P =
Kentang 1 ρ
= = 0,49 g/cm3
Kentang 2 ρ = = 0,34
g/ cm3
Kentang 3 ρ = = 0,46 g/ cm3
c.
Kebundaran
Kebundaran =
Kentang 1 = bundaran terbesar : 7
= bundaran terkecil : 3
AP = 3,14 x1,52
= 3,14 x2,25 = 7,06
AC= 3,14 x3,52
= 3,14 x12,25 = 38,46
= = 0,18
Kentang 2 = bundaran terbesar : 5,5
= bundaran terkecil : 2,5
AP = 3,14 x1,252
= 3,14 x1,56 = 4,89
AC= 3,14 x2,752
= 3,14 x7,56 = 23,73
= = 0,20
Kentang 3= bundaran terbesar : 6
= bundaran terkecil : 3,5
AP = 3,14 x1,72
= 3,14 x3,06 = 9,61
AC= 3,14 x32
= 3,14 x9 = 28,26
= = 0,34
d.
Kebulatan
Kentang 1 = ρ :
7,4
k: 3
d: 3,1
rumus : (abc) 1/3 :
= 4,0 cm3
Kentang 2 = ρ :
3,2
k: 6,8
d: 2,4
rumus : (abc) 1/3 :
= 3,74 cm3
Kentang 1 = ρ :
2,8
k: 6,7
d: 2,7
rumus : (abc) 1/3 :
= 3,7 cm3
Bahan
kentang dan kacang kedelai
1.Sudut curah
Diket :
t = 3,5 cm
r=
10 cm à
D = 20 cm
Hasil sudut curah : tan θ = =
= 0,35
θ
arc tan θ = arc. O,35
= 12,29°
2.Densitas / densitas
kamba
ρ =
Tomat 2 ρ = = 0,24
g/ cm3
Tomat 3 ρ = = 0,19 g/ cm3
3.Kebundaran
Kebundaran =
Tomat 1 L = π r2 (terbesar) = 3,14 x2,52 = 19,64 cm2
L = π r2
(terkecil) = 3,14 x1,752 = 9,61
cm2
= = 0,48
Tomat 2 L = π r2
(terbesar) = 3,14 x2, 52 =
14,53
L = π r2
(terkecil) = 3,14 x1,42 = 6,16
= = 0,42
Tomat 3 L= π r2 (terbesar) = 3,14 x2 = 50,24
L = π r2
(terkecil) = 3,14 x1,252 = 6,16
= = 0,98
4.Kebulatan
Tomat 1 =
(abc)1/3 /a
= ( 5x3 x2,3) 1/3 / 5
= = cm2 = 0,65 cm3
Tomat 2 = (abc)1/3 /a
= ( 4,8x2,8x2,1) 1/3 / 4,8
= = cm2
= 0,63 cm3
Tomat 1 = = (abc)1/3 /a
= ( 4,3x2,5x2) 1/3 / 4,3
= = cm2
= 0,65 cm3
G. PEMBAHASAN
-
Sudut Curah
- Sudu
curah kacang hijau yaitu 69,75oC di mana ini menunjukan dengan tinggi 3,5 cm
dan jari-jari 19 cm dengan begitu
sudut curah yang di bentuk kecil dapat dikarena kan ukuran
bahan hasil pertanian yang
tidak rata sehingga membuat porositas yang banyak.
- Sudut
curah kacang kedelai
yaitu 12,9oC dengan
tinggi 3,5cm dan jari-jari 10 cm membentuk
sudut curah yang
lebih besar dari pada
sudut curah kacang kedelai,
ini membuktikan bahwa kacang kedelai memiliki bentuk
yang mayoritas rata
sehingga kecil kemungkinan porositas akan banyak terjadi.
-
Densitas
-
Pada tomat
satu memiliki densitas yaitu 0,32 g/cm3, pada tomat 2 memiliki densitas 0,24 g/cm3, pada
tomat 3 memiliki densitas yaitu 0,19 g/cm3, di mana yang memiliki densita s yang lebih besar yaitu tomat 1,tomat 2 lalu
tomat 3,walaupun jenis tomat sama pada pengukuran ini, tetapi masa jenis yang
terkandung di dalam tomat mempengaruhi masing-masing rapatan porositas.
-
Densitas pada kentang, pada kentang 1 menunjukan 0,49 g/cm3, pada
kentang 2 menunjukan 0, 34 g/cm3, pada
kentang 3 menunjukan 0,46g/cm3, ini
menunjukan walaupun buah pangan hasil pertanian sama tetapi kerapatan
kandungan didalam masing-masing bahan mempengaruhi
densitas bahan.
-
Kebundaran
Tomat
1 = 0,48, Tomat 2 = 0,42, Tomat 3 =0,98. Pda perhitungan kebundaran tomat,
tomat 3 lah yang mendekati bundar sempurna. Percobaan pada perhitungan bundaran
kentang, Kentang 1 =0,8, kentang 2 = 0,20, kentang 3 = 0,34. Dimana yang
mendekati ideal adalah kentang 3 = 0,34, dari kedua bahan pangan ini, bahan
pangan yang paling mendekati ideal kebundaran dengan barometer 0-1 yaitu Tomat,
dimana sifat fisik bahan berbeda-beda.
-
Kebulatan
Perhitungan kebulatan pada tomat,
tomat 1 = 0,65, tomat 2 =0,63, tomat 3 =0,65, dimana yang ideal menyerupai bola
yang mendekati yaitu tomat 1 dan 2 =
0,65.
Perhitungan kebulatan pada kentang,
kentang 1 = 4,0 kentang 2 =3,74 , kentang 3 =3,7 , dimana kentang 3 yang hampir
ideal menyerupai bola, dari perbandingan ini terlihat
yang paling menyerupai bola yaitu kentang
H.
KESIMPULAN
Dari
hasil pratikum yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bawah bahan-bahan hasil pertanian
sering mengalami kerusakan baik dilahan maupun didalam
proses penanganan pasca panen. Kebundaran adalah suatu
ketajaman ukuran sudut dari suatu benda padat. Dalam menentukan kebundaran dari bahan yang paling diperhatikan
adalah dalam menentukan harga koefisien b dan c. Sudut curah adalah sudut
yang terbentuk antara sisi miring dan bidang datar.
Densitas dapat ditentukan dengan cara membandingkan
massa dan volume.
I.
DAFTAR PUSTAKA
D. John. 2011. Materi Sifat Fisik
Pangan (Bentuk dan Ukuran).
Gumilang, Galih. 2013. Sifat Fisik
Bahan Pertanian
Mohsein
NN. 1980. Physical Properties of plant and Animal Materials. Gordon and
Breach, Science Publisher, Inc. New York.
Zain,
Sudaryanto., Ujang Suhadi, Sawitri
dan Ulfi Ibrahim. 2005. Teknik
Penanganan Hasil Pertanian. Pustaka Giratuna,
Bandung
Sandira
.
2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Holtikultura. Bogor: M- Brio
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar