LAPORAN
MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN
Acara
3
Pengaruh
Bahan Pengawet dan Rempah-rempah Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Nama
: Fitri Ulandari
Nim
: 1503035037
KELOMPOK
5 (psedomonas sp)
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
DAFTAR
ISI
Daftarisi......................................................................................................... i
DaftarTabel.................................................................................................... 1
I.
Pendahuluan........................................................................................... 1
A. LatarBelakang....................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 6
II. TinjauanPustaka..................................................................................... 7
III. MetodelogiPenelitian............................................................................. 11
A. AlatdanBahan....................................................................................... 11
B. Cara
Kerja............................................................................................. 11
IV. HasilPengamatandanPembahasan.......................................................... 13
A. HasilPengamatan.................................................................................. 13
B. Pembahasan.......................................................................................... 15
V. Penutup.................................................................................................. 22
A. Kesimpulan........................................................................................... 22
B. Saran
.................................................................................................... 23
VI. DaftarPustaka......................................................................................... 24
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rempah – rempah
menurut Perhusip (2000), dalam Setyaningsih (2003), merupakan hasil pertanian
yang pada umumnya digunakan sebagai sumber cita rasa dan aroma pada berbagai
produk makanan. Namun dalam perkembangannya banyak penelitian yang memberikan
hasil bahwa penambahan rempah-rempah ke dalam produk makanan bukan hanya
semata-mata meningkatkan cita rasa, tetapi juga memberikan aktifitas
antimikroba yang dapat meningkatkan cita rasa, tetapi juga memberikan aktifitas
antimikroba yang dapat meningkatkan daya awet makanan tersebut.
Rempah mengandung zat antioksidan,
antibakteri, antikapang, antikhamir, antiseptik, antikanker, dan antibiotik,
yang kesemuanya itu sangat besar perannya dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
Bumbu dan rempah-rempah sangat kering dan biasanya mikroorganisme tidak dapat
tumbuh pada produk-produk ini. Namun, beberapa jenis bakteri dan kebanyakan
jamur membentuk spora yang dapat bertahan pada bumbu dan rempah-rempah.
Spora-spora ini tidak aktif dan tidak dapat tumbuh pada rempah-rempah tersebut.
Apabila karena suatu sebab rempah-rempah tersebut menjadi lembab, spora akan
berkecambah dan tumbuh. Karena jamur dapat tumbuh dalam kondisi yang lebih
kering daripada bakteri, bumbu dan rempah-rempah biasanya rusak karena jamur
dan bukan karena bakteri.
Kebanyakan jamur yang diisolasi dari bumbu dan rempah-rempah merupakan anggota
genus Penicillium dan Aspergillus, jamur yang banyak ditemui di lingkungan.
Walaupun sebagian besar jamur ini tidak berbahaya, ada beberapa spesies yang
dapat memproduksi racun. Karena kebanyakan orang tidak akan menggunakan bumbu
atau rempah-rempah yang berjamur, maka tidak ada resiko kesehatan dari
jamur-jamur ini.
Walaupun bakteri biasanya tidak menyebabkan kerusakan pada bumbu dan
rempah-rempah, ada resiko spora bakteri berkecambah dalam makanan yang dibuatdengan bahan-bahan tersebut. Karena
kondisi pertumbuhan dalam makanan biasanya sangat baik, bakteri yang berasal
dari bahan makanan merupakan faktor penting dalam (re-)kontaminasi produk
pangan (yang sudah dimasak). Pendinginan produk pangan dapat mengurangi
pertumbuhan bakteri.
Rempah – rempah menurut Rahayu (2000), merupakan bahan tambahan yang
tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dan banyak digunakan sebagai bumbu dalam
makanan tradisional. Rempah-rempah adalah tanaman atau bagian tanaman yang
dapat dimnfaatkan dalam bentuk segar maupun dalam bentuk-bentuk kering,
sebagian besar rempah-rempah mempunyai daya ganda yaitu untuk meningkatkan
aroma dan cita rasa produk yang dihasilkan serta digunakan untuk bahan dasar
dalam kegiatan pengolahan makanan tetapi pada konsentrasi biasa tidak dapat
mengawetkan makanan tetapi konsentrasi biasa tidak dapat mengawetkan makanan
tetapi pada konsentrasi tersebut rempah-rempah dapat membuat bahan-bahan lain
yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba pada makanan
Sejak lama manusia telah dihadapkan pada
kebusukan air dan penurunan mutu bahan pangan yang memiliki kandungan air dan
nutrisi yang cukup tinggi. Pengawet yang digunakan untuk mencegah atau
mengurangi kerusakan kimiawi dan biologi pangan. Pengawet untuk mencegah
kerusakan biologi yang disebabkan mikroba disebut antimikroba.
Penelitian-penelitian antimikroba telah banyak dilakukan terutama dari berbagai
jenis tanaman rempah-rempah ( Zuhudet al.,
2001).
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa
kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di
makanan sebagai
pengawet atau
perisa dalam
masakan.
Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan untuk
tujuan yang mirip, seperti
tanaman obat,
sayuran beraroma, dan
buah kering.
Rempah-rempah kaya akan berbagai
vitamin dan mineral. Terutama adalah vitamin C dan B kompleks serta kalsium,
kalium, natrium, dan fosfor selain itu secara alami rempah-rempah mengandung
berbagai macam komponen aktif yang sangat besar perannya dalam penciptaan cita
rasa suatu produk. Rempah mengandung zat antioksidan, antibakteri, antikapang,
antikhamir, antiseptik, antikanker, dan antibiotik, yang kesemuanya itu sangat
besar perannya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Antimikroba merupakan senyawa yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Manusia telah dihadapkan oleh kerusakan
atau penurunan mutu bahan pangan, terutama bahan pangan yang mengandung
kandungan air dan gizi yang tinggi. Penambahan bahan pengawet pada makanan
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi
kerusakan pada bahan pangan. Bahan pengawet untuk mencegah kerusakan biologi
yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut dengan antimikroba.
Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme
(mikrobisidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatik).
Rempah-rempah merupakan barang
dagangan paling berharga pada zaman prakolonial. Banyak rempah-rempah dulunya
digunakan dalam peng
obatan,
tetapi sekarang ini berkurang.
Mekanisme Penghambatan Mikroorganisme oleh Senyawa Antimikroba
Secara umum, mekanisme penghambatan mikroorganisme
oleh senyawa
antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
(1) gangguan pada
senyawa penyusun dinding sel,
Mekanisme ini disebabkan karena adanya
akumulasi komponen lipofilat yang terdapat pada dinding atau membran sel
sehingga menyebabkan perubahan komposisi penyusun dinding sel. Terjadinya
akumulasi senyawa
antimikroba dipengaruhi oleh bentuk tak terdisosiasi. Pada
konsentrasi rendah molekul-molekul phenol yang terdapat pada minyak thyme
kebanyakan berbentuk tak terdisosiasi, lebih hidrofobik, dapat mengikat daerah
hidrofobik membran protein, dan dapat melarut baik pada fase lipid dari membran
bakteri.
Beberapa laporan juga meyebutkan bahwa
efek penghambatan senyawa
antimikroba lebih efektif terhadap bakteri Gram positif daripada
dengan bakteri Gram negatif. Hal ini disebabkan perbedaan komponen
penyusun dinding sel kedua kelompok bakteri tersebut. Pada bakteri Gram
posiitif 90 persen dinding selnya terdiri atas lapisan peptidoglikan,
selebihnya adalah asam teikoat, sedangkan bakteri Gram negatif komponen dinding
selnya mengandung 5-20 persen peptidoglikan, selebihnya terdiri dari protein,
lipopolisakarida, dan lipoprotein.
(2) peningkatan
permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun
sel,
Komponen bioaktif dapat mengganggu dan
mempengaruhi integritas membran sitoplasma, yang dapat mengakibatkan kebocoran
materi intraseluler, seperti senyawa phenol dapat mengakibatkan lisis
sel dan meyebabkan deaturasi protein, menghambat pembentukan protein sitoplasma
dan asam nukleat, dan menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel.
(3) menginaktivasi
enzim,
Mekanisme yang terjadi menunjukkan
bahwa kerja enzim akan terganggu dalam mempertahankan kelangsungan aktivitas
mikroba, sehingga mengakibatkan enzim akan memerlukan energi dalam jumlah besar
untuk mempertahankan kelangsungan aktivitasnya. Akibatknya energi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan menjadi berkurang sehingga aktivitas mikroba
menjadi terhambat atau jika kondisi ini berlangsung lama akan mengakibatkan
pertumbuhan mikroba terhenti (inaktif).
Efek senyawa antimikroba dapat
menghambat kerja enzim jika mempunyai spesifitas yang sama antara ikatan komplek
yang menyusun struktur enzim dengan komponen senyawa antimikroba.
Corner (2005) melaporkan bahwa pada konsentrasi 0,005 M alisin
(senyawa aktif dari bawang putih) dapat menghambat metabolisme enzim
sulfhidril. Minyak oleoresin yang dihasilkan dari kayu manis, cengkeh, thyme, dan oregano
dapat menghambat produksi ethanol, proses respirasi sel, dan sporulasi khamir
dan kapang.
(4) destruksi atau kerusakan fungsi material genetik.
Komponen bioaktif dapat mengganggu
pembentukan asam nukleat (RNA dan DNA), menyebabkan terganggunya transfer
informasi genetik yang selanjutnya akan menginaktivasi atau merusak materi
genetik sehingga terganggunya proses pembelahan sel untuk pembiakan.
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui pengaruh bahan pengawet dan rempah-rempah terhadap pertumbuhan
mikroba dalam produk makanan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Klasifikasi tanaman kunyit
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan dengan pembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga)
Kelas : Liliopsida (biji berkeping satu atau
monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo :
Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val
Nama latin dari kunyit adalah Curcuma
longa Linn. syn. Curcuma domestica Val. Ia merupakan tanaman dimana bagian
pentingnya justru terdapat pada bagian akar yang berupa umbi. Kunyit berkerabat
dengat dengan lengkuas, temu giring, jahe, temu hitam, temu lawak, kunyit
putih, kunyit merah, kunyit mangga dan lain-lain. Selain mengidentifikasi
kerabatnya, klasifikasi kunyit di atas juga menyimpan informasi mengenai
morfologi kunyit sebagai tumbuhan tropis.
Klasifikasi tanaman lada
Divisi : Spermatophyta
Sub
Divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledone
Ordo : Piperoles
Familia : Pipereceae
Genus : Piper
Spesies : Piper hingsum
Lada, disebut juga
Merica/Sahang,
yang mempunyai nama
LatinPiper
Albi Linn adalah sebuah
tanaman yang
kaya akan kandungan
kimia, seperti
minyak lada, minyak
lemak, juga
pati. Lada bersifat
sedikit
pahit,
pedas,
hangat, dan
antipiretik.Tanaman
ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan
abad yang lalu. Pada
umumnya orang-orang hanya mengenal lada
putih dan lada
hitam yang mana
sering dimanfaatkan sebagai
bumbudapur.
Tanaman ini merupakan salah satu
komoditas
perdagangan
dunia
dan lebih dari 80% hasil lada
Indonesia diekspor ke
negara luar.
[3]
Selain itu, lada mempunyai sebutan
The King of Spice (Raja Rempah-Rempah) yang
mana kebutuhan lada di dunia
tahun2000
mencapai 280.000 ton. Lada adalah salah satu tanaman yang berkembang biak
dengan
biji, namun
banyak para
petani
lebih memilih melakukan penyetekkan untuk mengembangkannya. Mereka memotong
batangnya kira-kira dengan panjang 0,25-0,5 meter.
Klasifikasi tanaman jeruk
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Upakelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Upafamili:
|
|
Bangsa:
|
|
Genus:
|
|
Jeruk atau
limau
adalah semua tumbuhan berbunga anggota
margaCitrus
dari
sukuRutaceae (suku
jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk
pohon dengan
buah yang berdaging
dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya yang
memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan
asam
sitrat yang memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Sebutan "jeruk" kadang-kadang juga disematkan
pada beberapa anggota marga lain yang masih berkerabat dalam suku yang sama,
seperti
kingkit.
Banyak anggota jeruk yang
dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun industri.
Buah jeruk adalah sumber
vitamin C dan wewangian/parfum penting. Daunnya juga
digunakan sebagai rempah-rempah.
Klasifikasi Tanaman Melon
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Cucurbitales
Family
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucumis
Spesies
:Cucumis melo L
Melon (
Cucumis meloL.)
merupakan nama
buah
sekaligus tanaman yang menghasilkannya, yang termasuk dalam
suku labu-labuan
atau
Cucurbitaceae.
Buahnya biasanya dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris sebagai
campuran es buah. Bagian yang dimakan adalah daging buah (mesokarp). Teksturnya
lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung
kultivarnya.
Banyak yang menyebutkan buah melon
berasal dari Lembah Panas Persia di daerah Mediterania yang merupakan
perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya
tersebar luas ke Timur Tengah dan Eropa. Pada abad ke-14, melon dibawa ke
Amerika oleh Columbus dan akhirnya ditanam secara luas di Colorado, California,
dan Texas. Akhirnya melon tersebar ke seluruh penjuru dunia, terutama di daerah
tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Setelah tahun 1990, melon
berkembang cukup pesat di Indonesia, karena petani mulai yang banyak menanam
melon. Sebelum tahun 1990, melon masih asing bagi penduduk Indonesia, tetapi
kini sudah menjadi buah “pencuci mulut” yang populer. Buah ini sering
disuguhkan di tempat-tempat pesta secara terpisah atau bersama dengan semangka,
pepaya, dan nanas. Buah melon dimanfaatkan sebagai buah segar dengan kandungan
vitamin C yang cukup tinggi .
METODELOGI PENELITIAN
A.
Alat dan Bahan
Alat : Tabung reaksi
steril, pipet/mikropipet, penangas air 63°C, incubator suhu kamar
Bahan : isolate mikriba
(listeria dan e coli), sari buah jeruk, melon (srgar dan pasteurisasi), larutan
Na benzoate 2% agar miring PCA, agar miring PCA + 2%, agar miring PCA + 2%
kunyit dan lada
B.
Cara Kerja
a. Uji
pengaruh Na benzoate
1.
pipet 9 ml sari buah segar masing masing
ke dalam tabung reaksi steril (untuk sampel yang di pasteurisasi, semua tabung
beserta isi nya di pasteurisasi dengan cara meletakkan di dalam penangas air
pada suhu 63°C , selama 30 detik )
2.masing
masing di beri 0,2; 0,5; dan 1,0 ml larutan Na benzoat2% , sedangkan satu
tabung lain nya di gunakan sebagai control. Dengan pengenceran ini konsentrasi
terakhir benzoate di dalam sari menjadi kira kira 0; 0,04; 0,1 ;dan 0,2%.
3.Inkubasikan
semua tabung pada suhu kamar selama 7 haridan amati adanya pertumbuhan mikroba
yang di tandai dengan timbul nya kekeruhan atau perubahan bau.
b.
Uji pengaruh rempah rempah
1. Inokulasi
setiap jenis mikroba pada 3 buah agar miring PCA yang mengandung rempah rempah
yang berbda yaitu (1) 2% kunyit (2) 2% lada (3) control(tanpa rempah rempah)
2. Inkubasikan
semua tabung pada suhu kamar selama 7 hari.
3. Amati
adanya pertumbuhan mikroba pada permukaan medium, dan bandingkan dengan control
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Tabel
1. Pengaruh Na benzoate terhadap pertumbuhan mikroba di dalam sari
NO
|
Nama mikroba
|
sari buah
|
perlakuan
|
pertumbuhan + Na Benzoat (%)
|
o,2
|
o,5
|
1
|
kontrol
|
1
|
listeria
|
jeruk
|
pasteurisasi
|
jernih
|
jernih
|
jernih
|
keruh
|
|
|
melon
|
pasteurisasi
|
lebih bau
kontrol
|
lebih bau kontrol
|
lebih bau
kontrol
|
sangat bau
|
|
e.coli
|
melon
|
pasteurisasi
|
keruh
|
keruh
|
keruh
|
|
|
|
melon
|
pasteurisasi
|
lebih bau
kontrol
|
lebih bau
kontrol
|
lebih bau
kontrol
|
|
|
listeria
|
melon
|
pasteurisasi
|
keruh
|
keruh
|
keruh
|
|
|
|
melon
|
kontrol
|
keruh berbau
|
keruh kurang
bau
|
keruh berbau
|
|
|
e.coli
|
jeruk
|
pasteurisasi
|
jernih berbau
|
jernih tidak
bau
|
jernih
tidak bau
|
|
tabel
2. Pengaruh rempah rempah terhadap pertumbuhan mikroba
mikroba
|
pertumbuhan
|
kontrol
|
lada
|
kunyit
|
listeria
|
stabil
|
+++
|
|
e. coli
|
stabil
|
|
+
|
listeria
|
stabil
|
|
+
|
e. coli
|
stabil
|
|
++
|
e. coli
|
stabil
|
|
++
|
B.
Pembahasan
Kandungan
zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah sebagai berikut :
a. zat warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4% yang
terdiri dari Curcumin,
dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin.
b. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana
turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol,
atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen.
c. Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin
dan dammar
d. Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal,
seng, kobalt, aluminium dan bismuth
Kurkumin
berfungsi sebagai antiflansi dan anti oksidan menurut supriadi kurkumin juga
berkhasiat mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena didnding
empedu di rangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan pemecah lemak
Seperti yang dilansir dari India Times (09/06), selain baik bagi pencernaan
lada hitam juga mengandung antioksidan yang memerangi pertumbuhan bakteri
jahat, terutama pada saluranusus.Kandungan
kimia dalam lada hitam adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri, kavisin,
resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline, piperoleine, poperanine,
piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida, kariptone, tran piocarrol, dan
minyak lada. Sifat kimiawi lada adalah pedas dan beraroma sangat khas.
Dari sisi kesehatan, studi terbaru telah
membuktikan bahwa lada hitam baik bagi saluran pencernaan. Lebih dari sekadar
bumbu dapur, lada hitam ampuh merangsang sekresi dan meningkatkan kinerja
pencernaan. Sebab rasa lada hitam memicu produksi asam klorida dalam lambung.
Asam klorida tersebut kemudian memecah protein dan memperbaiki proses
pencernaan.
Berikut ini kandungan nutrisi dan beberapa
manfaat buah melon untuk kesehatan:
Sumber Vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang sangat penting bagi tubuh.
Vitamin bersifat sebagai antioksidan yang menangkal radikal bebas sehinggameningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Kebutuhan vitamin C harian orangdewasa sekitar 90 mg.
Satu cangkir buah melon sanggup memenuhi 1/3 kebutuhan vitamin C harian atau
sekitar 30 mg.
Sumber Vitamin A
Vitamin A memiliki fungsi yang sangat penting dalam
tubuh. Diantaranya adalah mejaga kesehatan mata, gigi, kulit, tulang, dan
selaput lendir. Dalam satu buah melon, mampu menyediakan 25% lebih banyak
vitamin A dari kebutuhan harian.
Kaya Kalium
Kalium atau Potassium berfungsi untuk menjaga
kesehatan jantung dan menjaga tekanan darah agar tetap stabil. Setiap harinya,
orang dewasa membutuhkan 4700 mg kalium. Satu cangkir buah melon mampu
menyediakan sekitar 43 mg kalium untuk diserap tubuh.
Kandungan Likopen
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa likopen mampu
menurunkan risiko serangan beberapa jenis kanker juga mencegah terjadinya
serangan jantung. Satu cangkir buah melon mengandung 9 mg sampai 13 mg likopen.
Mencegah Diabetes dan Stroke
Selain beberapa manfaat di atas, buah melon juga
termasuk buah yang rendah kalori dan dan rendah lemak. Mengkonsumsi buah-buahan
segar seperti melon bisa membantu
mengurangi resiko terkena
penyakit serius seperti diabetes dan stroke.
Menyehatkan Mata
Manfaat Buah melon juga dapat menyehatkan mata, buah ini diperkaya dengan kandungan zat
betakaroten yang berguna untuk meningkatkan ketajaman pengelihatan dan menjaga kesehatan mata. Beta-karoten akan diubah oleh tubuh
menjadi vitamin A dan digunakan memperbaiki meningkatkan fungsi mata.
Mencegah Kanker
Karotenoid adalah pigmen sebagai pemberi warna
pada buah dan sayuran. Kandungan karotenoid yang tinggi pada buah melon ini
dapat mencegah serangan kanker, seperti kanker paru-paru dan kanker payudara.
Kandungan
buah jeruk
Banyak zat –zat yang terkandung dalam
tanaman jeruk terutama dalam buah jeruk yg bermanfaat untuk tubuh, sehingga
tanaman ini bisa digolongkan kedalam salah satu tanamn obat. zat –zat
tersebut antara lain :Vitamin C, Karbohidrat, Potasium, Folat, Kalsium, Thiamin /
Vitamin B1, Niacin atau Vitamin B3, Vitamin B6 / Pyridoxine, Fosfor, Magnesium,
Tembaga, Riboflavin/ Vitamin B2, Asam
pantotenat / Vitamin B5, Senyawa fitokimia
Kandungan serat
Jeruk tinggi serat. 184 gram (jeruk besar) mengandung
sekitar 18% dari asupan harian yang direkomendasikan. Serat utama jeruk adalah
pektin, selulosa, hemiselulosa dan lignin. Serat makanan dikaitkan dengan
banyak manfaat kesehatan.serat membantu meningkatkan fungsi sistem pencernaan
dan memberi makan bakteri yang hidup dalam sistem pencernaan. Serat juga membantu
kita menurunkan berat badan dan mengatur kadar kolesterol.
Vitamin
dan mineral
jeruk merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama vitamin c, tiamin, asam
folat dan kalium.
Vitamin
c: jeruk merupakan sumber vitamin ini. Jeruk ukuran besar memiliki lebih dari
100% dari asupan harian yang direkomendasikan.
Tiamin: salah satu vitamin b, juga disebut vitamin b1.
Itu terletak di berbagai macam makanan. Folat: juga dikenal sebagai vitamin b9
atau asam folat. Asam folat memiliki banyak fungsi penting dan ditemukan dalam
berbagai makanan nabati.
Kalium: asupan tinggi kalium membantu menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi dan memiliki banyak manfaat kesehatan.
Potasium : jeruk juga merupakan sumber potasium yang
baik.
Listeria
monocytogenes
Karakteristik umum
Bakteri ini merupakan bakteri Gram-positif, dan
motil/bergerak dengan menggunakan flagella. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa 1-10% manusia mungkin memiliki L.
monocytogenes di
dalam ususnya. Bakteri ini telah ditemukan pada setidaknya 37 spesies mamalia,
baik hewan piaraan maupun hewan liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung,
dan mungkin pada beberapa spesies ikan dan kerang. Bakteri ini dapat diisolasi
dari tanah, silage (pakan ternak yang dibuat dari
daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi), dan sumber-sumber alami
lainnya. Sebagai bakteri yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap
efek mematikan dari pembekuan, pengeringan, dan pemanasan. Sebagian besar L. monocytogenes bersifat patogen pada tingkat
tertentu.
Gejala-gejala penyakit
Listeriosis merupakan nama penyakit
yang disebabkan oleh L.
monocytogenes .
Secara klinis, suatu penyakit
disebut listeriosis apabila L.
monocytogenes diisolasi
dari darah, cairan cerebrospinal (cairan otak dan sumsum tulang belakang), atau
dari tempat lain yang seharusnya steril (misalnya plasenta, janin).
Gejala listeriosis
termasuk septicemia (infeksi pada aliran darah), meningitis (radang selaput otak) atau meningoencephalitis (radang pada otak dan
selaputnya), encephalitis (radang otak), dan infeksi pada
kandungan atau pada leher rahim pada wanita hamil, yang dapat berakibat
keguguran spontan (trimester kedua/ketiga) atau bayi lahir dalam keadaan
meninggal. Kondisi di atas biasanya diawali dengan gejala-gejala seperti
influenza, antara lain demam berkepanjangan. Dilaporkan bahwa gejala-gejala
pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, dan diare dapat merupakan bentuk
awal dari listeriosis yang lebih parah, namun mungkin juga hanya gejala itu
yang terjadi. Secara epidemiologi, gejala pada saluran pencernaan berkaitan
dengan penggunaan antasida atau cimetidine (antasida dan cimetidine merupakan
obat-obatan yang berfungsi menetralkan atau mengurangi produksi asam lambung).
Waktu mulai timbulnya gejala listeriosis yang lebih parah tidak diketahui,
tetapi mungkin berkisar dari beberapa hari sampai tiga minggu. Awal munculnya
gejala pada saluran pencernaan tidak diketahui, tetapi mungkin lebih dari 12
hari.
Dosis infektif L. monocytogenes tidak diketahui, tetapi
diyakini bervariasi menurut strain dan kerentanan korban. Dari kasus yang
disebabkan oleh susu mentah atau susu yang proses pasteurisasinya kurang benar,
diduga kurang dari 1000 organisme dapat menyebabkan penyakit pada orang-orang yang
rentan. L. monocytogenesdapat
menyerang epithelium (permukaan dinding) saluran pencernaan. Sekali bakteri ini
memasuki sel darah putih (tipe monocyte , macrophage , atau polymorphonuclear ) dalam tubuh korbannya,
bakteri ini masuk ke aliran darah (septicemia) dan dapat berkembang biak.
Keberadaannya di dalam sel fagosit memungkinkannya memasuki otak, dan pada
wanita hamil, mungkin masuk ke janin melalui plasenta. Sifat patogenik L. monocytogenes berpusat pada kemampuannya
untuk bertahan dan berkembang biak di dalam sel fagosit korbannya.
KARAKTERISTIK
ESCHERICHIA COLI
Sejarah
Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan
Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan
pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini
sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun
segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan.
Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991.
Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan
menyusun tipe spesies E. Coli.
Klasifikasi
Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proterobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia Coli
Morfologi
E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan
panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti
coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak
ditemukan spora.. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat
tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak
berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E. Coli
merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.
Morfologi
E. Coli merupakan
bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik,
mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi
pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan
anaerob.pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370C pada media
yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E.
Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan
untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air.
E. coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak
berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan
hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
kurkuminberfungsi
sebagai antiflansi yang berkhasiat untuk mematikan kuman
kandungan kimia
pada lada adalah saponin, flavonioda, minyak atsiirri,kavisin, resin dan zat
putih telur , amilum piperin, piperonal, dihydrokarveol, kanyo village oksida,
koriptone, tran piocarrot, dan minyak lada.
Kandungan kimia
pada buah melon adalah energy, protein, lemak, karbohydrat, serat, abu,kalsium
,fospor, kalium, zat besi, natrium vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin
C, niacin, dan air.
Kandungan gizi
pada buah jeruk vitamin C, karbohydrat, potesium, folat kalium, thiamin/vitamin
B1 Vitamin B2, asam pabtotenat, atau vitamin B5, vitamin
B6 , forfor, magnesium, tembaga, ribatovin, asam pantotenat, senyawa fitokimia.
Bakteri listeria
dapat tumbuh pada kisaran suhu -0,4°C -0.45°C, dengan suhu optimum 37°C,
bakteri listeria dapat bertahan hingga suhu 60°C, selama 15 menit atau suhu
55°C, selaama waktu 60 menit.
B. Saran
Di
dalam kehidupan sehari hari kita perlu menjaga kebersihan di lingkungan kita,
kesehatan alat yang kita gunakan, kesehatan bahan makanan yang akan di konsumsi
agar kesehatan kita selalu terjaga, karena terdapat banyak sekali bakteri yang berada
di lingkungan kita, baik di udara, tanah , air dan lain lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agraris Kanisius, Aksi(2005).Bercocok
Tanam Lada.Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal 16 Cet. 15
Ayushveda. 2010. Aktivitas Pala Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aeromonas
hydrophilla.Jurnal Teknologi hasil Pertanian dan Industri Makanan Vol XX No. 2.
Betrisna, Anar. 2010. Komposisi
Rempah – Rempah Bumbu Masakan. Jurnal
Pangan dan Teknologi Vol. 2 No 4 Th. 2010.
Charisma dan Nanan. 2005. Peluang
Tanaman Rempah dan Obat Sebagai Sumber Fungsional. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pasca Sarjana Pertanian. Jurnal Litbang Pertanian 24 (2) : 2005.
Doyle, Michael dan Beuchat, Larry.
2002 . Food Microbilogy. Asm Press. Washington
D.C.
Leksono dan Syahrul. 2008 . Rempah –
Rempah Peluang Tanaman Rempah dan Obat Sebagai Sumber Pangan Fungsional. BPPP
Litbang.
Lynne, Mclandsbrough. 2003 . Food
Microbiology Laboratory. CRC Press. New York. Washington..
Plantamor.
2011 .Klasifikasi Berbagai Macam Rempah – Rempah.
Permadi, Adi (2008). Membuat
Kebun tanaman Obat.Jakarta:Pustaka Bunda. Cet. 1 Hal 37
Rahayu, W. P. 2000. Aktivitas
Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional Hasil Olahan Industri Terhadap Bakteri
Patogen dan Perusak. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol XI No. 2 Th.
2000.
Rukmana, Rahmat(2003).Tanaman
Perkebunan: Usaha Tani Lada Perdu.Yogyakarta:Penerbit Kanisius. Hal 7
Suryatini (2008).Dapur Naga di
Indonesia.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 106
Setyaningsih, 2003 . Analisis
Pengendalian Kualitas Produksi Pengembangan Udang PT. Istana Cipta. Universitas
Negeri Semarang. Semarang
T., Sarpian (2003).Pedoman
Berkebun Lada dan Analisis Usaha Tani.Yogyakarta:Penerbit Kanisius. Hal
22-27
Zuhud.
2001 .Aktivitas Antimikroba Ekstraksi Kedawung Terhadap Bakteri Pathogen. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan
Vol. Xiii No.